Halaman

Kamis, 28 Agustus 2025

Setinggi Apapun Kita Terbang, Tempat Sujud Kita Tetaplah di Tanah

Kita sering bercita-cita setinggi langit, berlari mengejar dunia, mendaki tangga kejayaan, hingga merasa telah berada di puncak.

Namun ada satu hakikat yang tak bisa kita lupakan:

Setinggi apapun kita terbang, tempat sujud kita tetaplah di tanah.


Di tanah inilah kita berasal, di tanah pula kita hidup, dan kepada tanah kita akan kembali.

---

Sujud: Saat Puncak Ketinggian Menjadi Kerendahan


Allah berfirman:

> “Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi serta para malaikat, sedang mereka tidak menyombongkan diri.”

(QS. An-Nahl [16]: 49)


Ketika kening menyentuh bumi, saat itulah manusia menemukan dirinya.

Bahwa seberapa tinggi pun pangkatnya, seberapa megah pun tahtanya, ia hanyalah hamba.

Sujud adalah bahasa kerendahan, sekaligus jalan menuju ketinggian hakiki.

---

Sulaiman: Kekuasaan yang Dibingkai Sujud

Nabi Sulaiman `alaihissalam—raja sekaligus nabi—diberi kerajaan yang tak tertandingi.

Jin, manusia, burung, bahkan angin pun tunduk pada perintahnya.

Namun, setiap kali nikmat besar datang, ia tidak membanggakan diri.

Ia berkata dengan penuh kesadaran:

> “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya).”

(QS. An-Naml [27]: 40)

Dan dalam doa penuh kerendahan ia memohon:

> “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki seorang pun sesudahku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.”

(QS. Shad [38]: 35)


Perhatikanlah…

Sulaiman yang agung tidak lebih dulu meminta kekuasaan, melainkan ampunan.

Karena ia tahu, sebesar apa pun kerajaan, yang lebih ia butuhkan hanyalah ridha Allah.

---


Qarun: Ketika Kekayaan Menenggelamkan

Berbeda dengan Sulaiman, Qarun yang kaya raya justru pongah.

Ia berkata dengan sombong:

> “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku.”

(QS. Al-Qashash [28]: 78)


Maka bumi pun menelannya bersama semua kebanggaannya.

Ia yang merasa tinggi, justru dikembalikan ke tanah dalam kehinaan.


---


Pelajaran Kehidupan


Dari Sulaiman dan Qarun kita belajar:

Sulaiman terbang tinggi, namun tetap bersujud di tanah. Maka Allah muliakan namanya sepanjang zaman.

Qarun merasa tinggi, namun enggan bersujud. Maka Allah jatuhkan ia ke dalam bumi.



0 comments:

Posting Komentar