Halaman

Kamis, 21 Agustus 2025

Samudera Ilmu dalam Kitab Tafsir

Di antara lautan kitab tafsir yang lahir sepanjang sejarah Islam, Tafsir al-Razi atau yang dikenal dengan nama lengkap Mafātīḥ al-Ghayb (“Kunci-kunci Alam Gaib”), menempati posisi yang sangat istimewa. Kitab ini bukan hanya sekadar tafsir Al-Qur’an, melainkan juga ensiklopedia pengetahuan yang mencakup filsafat, ilmu kalam, logika, bahkan sains pada masanya.

Siapa Fakhruddin al-Razi?

Penulis tafsir ini adalah Fakhruddin al-Razi (wafat 606 H/1209 M), seorang ulama besar yang dikenal sebagai teolog, filsuf, dan cendekiawan serba bisa. Ia hidup di era keemasan peradaban Islam, saat diskusi filsafat Yunani, logika Aristoteles, dan pemikiran kalam berkembang pesat di dunia Islam. Tidak heran jika corak pemikirannya begitu kaya dan kompleks.

Ciri Khas Tafsir al-Razi

1. Bukan Sekadar Tafsir Tekstual
Al-Razi tidak hanya menjelaskan makna ayat dari sisi bahasa dan riwayat. Ia sering masuk ke diskusi filosofis, perdebatan kalam, bahkan teori-teori ilmiah. Kadang satu ayat bisa memicu pembahasan panjang tentang kosmologi, psikologi, hingga kedokteran.

2. Dialog dengan Ilmu Pengetahuan
Kitab ini menjadi saksi bagaimana Al-Qur’an dibaca secara dialogis dengan ilmu pengetahuan pada zamannya. Misalnya, ketika membahas ayat tentang langit dan bumi, al-Razi mengaitkannya dengan teori kosmos yang berkembang saat itu.

3. Pendekatan Kalam
Karena latar belakangnya sebagai ulama Asy‘ari, al-Razi banyak membahas persoalan akidah dan perdebatan teologis. Ia mengkritik pandangan Mu‘tazilah, filsuf, maupun kelompok lain, sambil membela posisi Ahlus Sunnah.

4. Gaya Argumentatif
Salah satu ciri khasnya adalah gaya penulisan yang sangat argumentatif. Ia selalu menyajikan berbagai pendapat, lalu menganalisis satu per satu sebelum mengambil kesimpulan. Membaca tafsirnya seperti menyaksikan debat intelektual yang hidup.

Kekuatan dan Kritik

Tafsir al-Razi dipuji karena kedalaman ilmunya dan keluasan cakupannya. Banyak yang menyebutnya sebagai “ensiklopedia keilmuan Islam” ketimbang sekadar tafsir. Namun, sebagian ulama juga mengkritik bahwa pembahasannya sering terlalu panjang, berputar-putar, dan kadang jauh dari inti ayat.

Mengapa Penting Dibaca?

Tafsir al-Razi menunjukkan bahwa Al-Qur’an bisa dibaca dengan berbagai lensa: teologis, filosofis, bahkan saintifik. Ia mengajarkan bahwa iman dan akal tidak perlu dipertentangkan, melainkan bisa saling memperkaya.

Kitab ini memang tidak mudah dipahami, apalagi bagi pembaca awam. Namun, bagi yang ingin menyelami bagaimana ulama klasik berdialog dengan ilmu dan zaman mereka, Mafātīḥ al-Ghayb adalah jendela yang menakjubkan.

0 comments:

Posting Komentar