Di bumi Nusantara aku berdiri,
dengan akar sejarah yang takkan terganti.
Pancasila jadi pelita,
menerangi langkah bangsa merdeka.
Ketuhanan yang agung jadi sandaran,
kemanusiaan mengikat persaudaraan.
Persatuan tegak di tengah samudra perbedaan,
demokrasi tumbuh dari musyawarah insan.
Keadilan mengalir ke seluruh penjuru,
membasuh dahaga rakyat yang rindu.
Inilah tafsir sejati,
bahwa Pancasila hidup di hati.
Di bawah bintang kejora aku bertanya,
apa yang membuat bangsa ini tetap bersama?
Ribuan pulau, berjuta wajah,
namun satu jiwa, satu bahasa, itulah
Bhinneka Tunggal Ika.
Ontologi manusia dijunjung tinggi,
martabatnya suci, tak bisa diganti.
Epistemologi dari tanah sendiri,
tradisi, agama, sejarah bersatu harmoni.
Aksiologi jadi suluh cahaya,
membimbing langkah ke arah cita.
Keadilan, persatuan, kemanusiaan murni,
demokrasi arif, Ketuhanan abadi.
Wahai Pancasila, jiwa Nusantara,
engkau tak hanya dasar, tapi cahaya.
Dalam tafsir hidup dan filsafat bangsa,
kau akan kekal sepanjang masa.






0 comments:
Posting Komentar